Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Topik 3 Modul 1 Materi 3 Merumuskan Tujuan Pembelajaran

 Merumuskan Tujuan Pembelajaran

tujuan pembelajaran
Setelah memahami CP, pendidik mulai mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, untuk merumuskan tujuan pembelajaran. 

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran. 

Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan tujuantujuan tersebut, cukup merancang tujuantujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah.

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu:

1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir, apa yang perlu peserta didik tunjukkan? 

2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)

Taksonomi Bloom berguna dalam proses perumusan tujuan pembelajaran. Namun demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi seiring dengan perkembangan hasil-hasil penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi berdasarkan Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

Level 1

Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk de nisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.

Level 2

Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

Level 3 

Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau  informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan

Level 4

Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

Level 5

Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.

Level 6 

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada.

Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat merujuk pada teori lain yang dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang enam bentuk pemahaman. Sebagaimana yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP, pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar menggunakan informasi untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan melalui kombinasi dari enam kemampuan berikut ini:

Penjelasan (explanation)

Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah teori, dan menggunakan data.

Interpretasi

Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain. 

Aplikasi

Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan).

Perspektif

Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah  situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati

Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami  pikiran yang berbeda dengan dirinya.

Pengenalan diri atau refleksi diri

Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.

Marzano (2000) mengembangkan taksonomi baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam taksonominya, Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan. Ketiga sistem tersebut adalah: 

  • sistem kognitif, 
  • sistem metakognitif, dan 
  • sistem diri (self-system). 

Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu untuk merespon instruksi dan pembelajaran: apakah akan melakukannya atau tidak. 

Sementara sistem metakognitif adalah kemampuan individu untuk merancang strategi untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan. 

Selanjutnya sistem kognitif mengolah semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Ada 6 level taksonomi menurut Marzano:

Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)

Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.

Tingkat 2 Pemahaman

Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi.

Tingkat 3 Analisis

Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidentifikasi karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu: (1) mencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesifikasikan. Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. 

Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan.

Tingkat 5 Metakognisi

Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.

Tingkat 6 Sistem Diri 

Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan. Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk fokus pada satu teori saja. Sebaliknya, panduan ini memperlihatkan bahwa ada beberapa referensi yang dapat digunakan untuk merancang tujuan pembelajaran. Pendidik dapat menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajaran.

Beberapa catatan khusus terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan jenjang pendidikan tertentu: 

■ Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak, bukan kompetensi dan konten seperti pada jenjang lainnya.

■ Pada Pendidikan Khusus, selain kompetensi dan konten, tujuan pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam aktivitas sehari-hari sampai kesiapan memasuki dunia kerja. 

■ Pada pendidikan kesetaraan, dalam merumuskan tujuan pembelajaran memperhatikan karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan.

■ Pada satuan pendidikan SMK, tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra dunia kerja. 

Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan beberapa alternatif di bawah ini: 

■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP

■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.

■ Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP 

Contoh masing-masing alternatif terdapat di lampiran, termasuk contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran pada jenjang PAUD ada di lampiran


Contoh 1 Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari tentang prinsip merumuskan tujuan pembelajaran sekarang mari kita coba mempraktikkannya pada salah satu mata pelajaran.

Pada video ini kita akan praktik merumuskan tujuan pembelajaran dengan cara alternatif 2 pada mata pelajaran IPAS di fase B yaitu mengidentifikasikan kata kunci pada CP yang berkaitan dengan kompetensi dan lingkup materi

Ibu dan bapak guru yang mengajar mata pelajaran lain tetapi bisa mengikuti karena prinsip dan proses berpikir yang digunakan tetap sama. Sebelum memulai siapkan kembali dokumen pencapaian pembelajaran masing-masing serta buku catatan atau laptop untuk praktik.

Pada alternatif 2 tujuan pembelajaran dirumuskan dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi pada CP. Jadi yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi kata kunci pada CP yang berkaitan dengan kompetensi dan lingkup materi.

 Mari kita praktikkan pada elemen pertama yaitu elemen pemahaman IPAS. 

Elemen : Pemahaman IPAS

Capaian Pembelajaran : 

"Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (panca indra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup."

Pada kalimat ini kompetensi yang diminta adalah menganalisis hubungan 

Lingkup materinya adalah panca indra

Pada kalimat selanjutnya peserta didik diminta membuat alat simulasi 

Lingkup materinya adalah siklus makhluk hidup 

Dan dilanjutkan untuk semua kalimat dalam semua elemen

Langkah kedua adalah mengelompokkan hasil identifikasi

Kita kelompokkan kompetensi dan ruang lingkupnya. Untuk mempermudah analisis hasil identifikasi ini bisa kita tuangkan dalam tabel seperti contoh berikut :

Kalimat CP :

  1. Menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (panca indra).
  2. Membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup.
  3. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup

Kompetensi :

  1. Menganalisis hubungan 
  2. Membuat simulasi
  3. Mengidentifikasi
Ruang Lingkup :

  1. Pancaindra
  2. Siklus makhluk hidup
  3. Sumber daya alam

Pada contoh ini CP diuraikan per kalimat karena dalam karakteristik mata pelajaran IPAS setiap kalimat CP dapat membuat ruang lingkup materi yang berbeda-beda. Kita juga bisa mengelompokkan hasil identifikasi dengan ruang lingkup yang sama. Misal untuk contoh berikut dapat dikelompokkan dalam ruang lingkup energi.

Kalimat CP:

  1. Mengidentifikasi proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Mengidentifikasi sumber dan bentuk energi.
  3. Menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi, cahaya.)

Kompetensi:

  1. Mengidentifikasi
  2. Mengidentifikasi
  3. Menjelaskan 

Ruang Lingkup:

  1. Sumber dan bentuk energi

Ini hanya salah satu contoh cara untuk memudahkan analisis, bukan menjadi format atau cara baku. Sedangkan untuk elemen keterampilan proses kompetensi ini merupakan keterampilan inquiry yang bisa membantu pemahaman IPAS di setiap ruang lingkup materi. Informasi seperti ini didapatkan saat kita mempelajari CP. Jadi kompetensi pada elemen ini dikembangkan saat melaksanakan elemen pemahaman dan bisa dijadikan referensi saat melakukan perencanaan pembelajaran di setiap ruang lingkup

Tahap terakhir adalah merumuskan tujuan pembelajaran

Misalnya untuk kalimat pada CV berikut dengan kompetensi dan ruang lingkup yang sudah dipetakan maka tujuan pembelajarannya adalah menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia atau panca indra 

Namun ada kalanya saat merumuskan kita perlu menganalisis ruang lingkup materinya lebih dalam. Misal untuk capaian pembelajaran berikut materinya adalah perubahan wujud zat. Namun sebelum peserta didik mampu menganalisis mengenai perubahan wujud zat tentunya peserta didik harus mempelajari dulu tentang jenis wujud zat dan karakteristiknya. Dengan begitu untuk kalimat CP ini bisa kita rumuskan tujuan pembelajarannya adalah:

  1. Mengidentifikasi wujud zat yang ada di sekitarnya 
  2. Menganalisis karakteristik wujud zat berdasarkan hasil pengamatan 
  3. Menceritakan konsep perubahan wujud zat berdasarkan hasil percobaan 
Nah Ibu Bapak tadi adalah tutorial cara untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan alternatif kedua.

Mudahkan, langkahnya hanya ada 3 yaitu:

  1. Mengidentifikasi kata kunci pada CV 2 
  2. Mengelompokan hasil identifikasi sesuai kompetensi dan lingkup materinya 
  3. Merumuskan tujuan pembelajarannya 

Untuk memahami berbagai cara dalam merumuskan tujuan pembelajaran, dapat melihat referensi yang terdapat dalam panduan pembelajaran dan asesmen.

Jjangan lupa untuk memperhatikan kedalaman ruang lingkup materi dan kompetensi prasarat saat merumuskan tujuan pembelajaran 

Selamat mencoba




Posting Komentar untuk "Topik 3 Modul 1 Materi 3 Merumuskan Tujuan Pembelajaran"