Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE-11

 JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE-11

Oleh: Supriyanto, S.Pd.SD

Calon Guru Penggerak Angkatan IX

Fasilitator: Mustaqimah, S.Pd.M.Pd.

Pengajar Praktik: Dwi Karyani Almasri, S.Pd.

 

Jurnal refleksi dwi mingguan ke-11 ini adalah jurnal refleksi dwi mingguan terakhir yang dituliskan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 9. Sebagai penghujung jurnal refleksi, maka hal yang dituliskan adalah pengalaman CGP secara umum, dalam mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), baik secara pembelajaran daring (LMS) maupun pembelajaran luring (Pendampingan Individu dan Lokakarya). Model penulisan jurnal sama seperti sebelumnya, menggunakan model 4-F, yaitu Fact, Feeling, Findings dan Future.  

1.    FACT

Program Pendidikan guru penggerak (PPGP) ini merupakan terobosan terbaru untuk membuat guru sebagai seorang pendidik menjadi lebih profesional lagi. Pembelajaran berlangsung selama kurang lebih enam bulan, di mana dalam rangkaiannya, CGP harus menyelesaikan tiga paket modul dengan setiap paket terdiri atas tiga sampai empat bagian modul. Setiap paket modul tersebut memiliki bagian pre-test dan tes akhir (post-test) nya masing-masing. Selain menyelesaikan pembelajaran secara daring melalui LMS dengan didampingi oleh fasilitator (Ibu Mustaqimah, S.Pd.M.Pd., yang berasal dari Demak, Jawa Tengah), CGP juga melaksanakan kegiatan lokakarya dan pendampingan individu bersama Pengajar Praktik (Ibu Dwi Karyani Almasri, S.Pd. yang berasal dari Kabupaten Kebumen Jawa Tengah). Jumlah lokakarya sebanyak tujuh kali, untuk pendampingan individu yang dilakukan sebanyak enam kali. Dalam sesi tatap muka ini banyak sekali yang dipelajari oleh CGP baik yang berasal dari Pengajar Praktik maupun dari rekan CGP kelompok lain.

Pada paket modul satu dengan judul “Paradigma dan Visi Guru Penggerak” diawali dengan kegiatan tes awal modul yang dilaksanakan pada tanggal 16-18 Agustus 2023. Modul satu ini dibagi menjadi empat bagian sub modul, yaitu 1.1) Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara; 1.2) Nilai dan Visi Guru Penggerak; 1.3) Visi Guru Penggerak; 1.4) Budaya Positif. Setiap sub-modul tersebut, diselesaikan dengan alur belajar M-E-R-D-E-K-A, yaitu M-ulai dari diri; E-ksplorasi konsep; R-uang kolaborasi; D-emonstrasi kontekstual; E-laborasi pemahaman; K-oneksi antar materi; dan A-ksi Nyata. Guru selaku pendidik harus mengetahui peran pentingnya dalam dunia Pendidikan. Sebagai akhir paket modul, CGP diminta mengerjakan tes akhir, dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2023.

Paket modul dua yang berjudul “Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid” juga diawali dengan tes awal modul yang dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2023. Seperti halnya paket modul satu, paket modul dua ini juga dibagi menjadi sub-sub modul, yaitu 2.1) Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid; 2.2) Pembelajaran Sosial dan Emosional; 2.3) Coaching untuk Supervisi Akademik. Masih sama pula dengan paket modul satu, paket modul dua juga diselesaikan dengan menggunakan alur belajar M-E-R-D-E-K-A. Pada kesempatan belajar kali ini, CGP selaku seorang pendidik, belajar bagaimana bisa menerima keberagaman murid. Kemudian, bagaimana pentingnya seorang pendidik membantu mengarahkan murid untuk melakukan kontrol emosi diri. CGP juga belajar bagaimana melaksanakan kegiatan supervisi akademik dengan pendekatan coaching. Tes akhir paket modul dua dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2023.

Paket modul 3 merupakan paket modul terakhir yang dilaksanakan oleh CGP, memiliki judul “Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah”. Dalam sub-modul paket tiga inilah, CGP dibimbing tentang bagaimana pola pikir pemimpin yang seharusnya, dengan tetap mengutamakan keberpihakan pada murid, sikap seorang pemimpin ketika dihadapkan pada permasalahan pelik, di mana keduanya memiliki nilai benar dan benar (dilema etika), agar keputusan yang ditetapkan merupakan hasil yang paling bijak dan tepat. Sub-modul tersebut antara lain: 3.1) Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin; 3.2) Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya; 3.3) Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. Tes awal modul dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2024, sedangkan tes akhir modul dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2024.

Kegiatan Lokakarya dilaksanakan sebagai bentuk kegiatan tatap muka antara CGP dengan CGP dari kelompok lain, yang berada di Kabupaten Kebumen. Acara tersebut didampingi secara langsung oleh masing-masing pengajar praktik kelompok. Dalam prosesnya, CGP melakukan kegiatan berkelompok dan individu, baik dengan anggota kelompok maupun dengan kelompok lainnya. Proses penyampaian materi disertai dengan praktik langsung sehingga CGP dapat lebih memahami serta memiliki gambaran untuk menerapkannya di lapangan. Sesuai alur dan jumlahnya, CGP akan melaksanakan kegiatan lokakarya dengan total pertemuan sebanyak tujuh kali, di mana sampai saat ini sudah terlaksana lima kali lokakarya dan satu lokakarya orientasi. Dengan jadwal sebagai berikut :

NO.

LOKAKARYA KE-

TANGGAL PELAKSANAAN

LOKASI PELAKSANAAN

1

Orientasi

20 Agustus 2023

Daring

2

1

17 September 2023

SMP Negeri 5 Kebumen

3

2

14 Oktober 2023

SMKN 2 Kebumen

4

3

19 November 2023

SMPN 5 Kebumen

5

4

17 Februari 2024

SMKN 2 Kebumen

6

5

17 Maret 2024

SMKN 2 Kebumen

Pendampingan Individu adalah bentuk pendampingan CGP secara langsung oleh Pengajar Praktik. Saya dibimbing dan didampingi oleh Ibu Dwi Karyani Almasri, S.Pd.. Selama melakukan pendampingan, Ibu Dwi Karyani Almasri, S.Pd. banyak memberikan penguatan konsep serta praktik baik di lapangan. Saya merasa, proses pendampingan terlaksana dengan menggunakan metode coaching. Prosesnya berjalan dengan santai namun serius, beliau menggunakan bahasa yang santai namun sopan, karena beliau berkata ingin menjalin silaturahim dan menambah persaudaran. Pendampingan Individu yang sudah dilakukan oleh CGP adalah enam kali, dengan jadwal sebagai berikut:

NO.

PENDAMPINGAN INDIVIDU KE-

TANGGAL PELAKSANAAN

LOKASI PELAKSANAAN

1

1

13 September 2023

SDN 2 Karangduwur

2

2

11 Oktober 2023

SDN 2 Karangduwur

3

3

15 November 2023

SDN 2 Karangduwur

4

4

15 Februari 2024

SDN 2 Karangduwur

5

5

13 Maret 2024

SDN 1 Jintung

6

6

22 Maret 2024

SDN 1 Jintung

 

2.    FEELINGS

Perasaan saya setelah mengikuti serangkaian Pendidikan guru penggerak sampai dengan akhir periode jurnal ini ditulis (22 Maret 2024) adalah merasa senang dan bangga. Rangkaian program Pendidikan guru penggerak ini terlaksana kurang lebih selama enam bulan, dalam kurun waktu tersebut tentu bukan perkara gampang dan mudah. Kami para CGP harus sangat pintar dalam membagi waktu, karena kami bukan hanya konsentrasi sebagai calon guru penggerak saja, namun juga sebagai seorang Pendidik yang berkewajiban menyertai proses pembelajaran bersama murid. Awalnya cukup kesulitan, karena deadline tagihan dan pembelajaran LMS yang harus kami lengkapi, kadang kala berbarengan dengan kebutuhan administrasi kami sebagai guru. Di sinilah saya merasa bangga pada diri saya sendiri juga pada rekan CGP lain, meskipun bukan perkara mudah, namun kami dapat menyelesaikannya dengan baik sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. Kesulitan-kesulitan tersebut sekaligus menjadi tolok ukur latihan mental bagi kami, semoga ke depannya lebih bisa lebih baik lagi dalam melakukan manajemen waktu dan manajemen diri.

Saya sebagai seorang pendidik merasa senang, karena banyak sekali mendapatkan ilmu baru. Wawasan dan sudut pandang pikir saya pun juga terbuka luas. Yang awalnya saya berpikir baku, kini saya lebih berpikir fleksibel. Materi dalam program Pendidikan guru penggerak ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, serta saling berkesinambungan. Seperti teori tentang filosofi Pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara, dasar tersebut menguatkan pandangan saya tentang seorang peran guru yang sesungguhnya, apa yang harus dan tidak boleh saya lakukan. Beberapa teori juga menguatkan kompetensi saya, tentang pentingnya bagi seorang pendidik memiliki visi sebagai pedomannya dalam bertindak, yang mana apa pun kegiatannya harus tetap menunjukkan keberpihakan guru dan sekolah pada murid.  

3.    FINDINGS

Proses pembelajaran terlaksana dan memberi saya pengetahuan serta ilmu baru. Saya yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, saya yang awalnya tidak mengerti menjadi mengerti, serta yang awalnya saya tidak bisa, menjadi bisa. Mungkin seperti itulah yang saya hadapi dan rasakan setelah mengikuti program Pendidikan guru penggerak ini. Banyak sekali hal baru yang saya dapatkan baik dalam bentuk teori maupun praktik.

Paket Modul satu, membuka pikiran dan pandangan saya tentang diri murid dan guru sesungguhnya. Tentang murid bahwa mereka bukannya kertas kosong yang dapat kita tulisi seenak kita, mereka sudah memiliki garisan halus, yang mana tugas kita adalah membantu menebalkan garis baiknya, agar lebih dominan. Kemudian sosok guru sebenarnya adalah sebagai pengarah, penuntun, bukan penuntut. Guru sebagai Pendidik tidak berhak mengharuskan murid untuk pintar dan mahir dalam pelajaran tertentu. Faktanya seluruh anak (murid) unik dengan potensi dirinya masing-masing. Guru penggerak memiliki peran dan nilai yang selaras dengan posisinya sebagai seorang pendidik. Peran dan nilai tersebut membantu membentuk dan menguatkan nilai profil pelajar Pancasila dalam diri murid. Dalam memandang sesuatu penting bagi seorang pendidik untuk lebih fokus pada adanya kelebihan murid dan sekolah, bukan hanya melihat kekurangan. Identifikasi kekurangan dapat memotivasi diri pendidik untuk terus berkembang dan melangkah maju, sebaliknya jika hanya melihat kekurangan maka tidak akan pernah berani mencoba dan mandiri. Saya juga mendapat hal baru bahwa dalam membentuk profil pelajar Pancasila yang utuh, sekolah bersama guru juga harus menciptakan budaya positif dilingkungan sekolah. Berusaha melakukan yang terbaik, saling berbenah bersama untuk perubahan yang positif.

Proses pembelajaran terlaksana antara murid dengan guru, namun praktiknya tidak semudah itu. Saya mendapatkan ilmu baru tentang bentuk diferensiasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran agar seluruh murid mendapatkan haknya. Adanya diferensiasi konten, produk dan hasil harus bisa diterapkan oleh pendidik agar proses pembelajaran yang utuh dapat diterima oleh seluruh murid dengan latar belakang mereka masing-masing. Pentingnya melakukan dan mengidentifikasi pembelajaran sosial emosional ternyata juga sangat penting dilakukan oleh guru. Saya menjadi tahu, bahwa sebenarnya saya selaku pendidik tidak bisa mengendalikan ataupun mengontrol diri dan emosi murid, namun bisa mengarahkannya, karena sejatinya yang bisa mengendalikan diri adalah dirinya sendiri. Dalam upaya membangkitkan kesadaran diri, sama seperti memunculkan motivasi intrinsik murid, hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip coaching. Bukan menyalahkan atau memberi solusi, namun menyadarkan dan membantu menggali solusi, agar coachee (yang di-coaching) dapat menemukan potensinya sendiri, sedangkan coach hanya memantik/mengajukan dengan pertanyaan berbobot.

Seorang pemimpin bukalah posisinya nyaman, karena sering kali mendapat situasi yang tidak harapkan. Namun apa pun itu, sudah sewajarnyalah dapat dihadapi dengan bijak. Hal baru yang saya pelajari adalah saya menjadi tahu tentang adanya dilema etika dan bujukan moral yang memungkinkan pemimpin untuk mengambil keputusan yang tepat. Sebelum mengambil keputusan tentu harus membuat identifikasi terlebih dahulu dengan memperhatikan seluruh komponen yang ada. Sebagai pemimpin pembelajaran, Guru haruslah mampu mengambil keputusan yang dapat mengakomodir seluruh kalangan murid, bukan semata keinginan diri. Faktor keberpihakan pada murid menjadi poin penting yang harus selalu dipikirkan dan dijadikan pedoman.

4.    FUTURE

Secara umum menurut saya Program Pendidikan guru penggerak ini merupakan kegiatan yang sangat positif. Meskipun dalam pembelajarannya memerlukan perjuangan yang tidak kecil, namun hasilnya bisa sangat saya rasakan dalam diri saya sendiri. Menurut saya akan lebih baik lagi jika program guru penggerak ini bisa diikuti oleh seluruh guru di Indonesia, karena perubahan akan bisa terlaksana jika seluruh pihak terkait memiliki kesadaran dan keyakinan bersama untuk melakukannya, bukan hanya semangat dan perjuangan dari sebagian kelompok saja.

Ke depannya saya akan berusaha menjadi seorang pendidik yang dapat menerapkan ilmu-ilmu dari Pendidikan guru penggerak ini dengan bijak sesuai dengan kondisi lingkungan tempat saya mengajar. Saya juga ingin memperbaiki serta meningkatkan kompetensi saya, agar mampu menjadi seorang Pendidikan yang mumpuni dan profesional. Semoga apa yang saya pelajari dan dapatkan dari program Pendidikan guru ini dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri, instansi dan tentunya bagi murid-murid saya.

Posting Komentar untuk "JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE-11"